Misalkankita akan berpidato di hadapan masyarakat tatkala ada tetangga kampung kita yang terkena bencana banjir, berikut point yang harus kita sampaikan. 1. Mengucapkan salam, "Asslamualaikum warahmatullahi wabarakatuh". 2. Pembukaan, silahkan pilih salah satu dari mukadimah ceramah yang bisa di lihat di postingan mukadimah ceramah. Disinibeberapa contoh pidato, format pidato, kumpulan pidato, macam macam pidato, materi pidato, naskah pidato, pidato bahasa indonesia, pidato ceramah, pidato kemerdekaan, dan pidato pelepasan, doa tolak bala kali ini akan dibahas tentang bacaan doa tolak bala lengkap bahasa arab latin dan terjemahannyalafadz doa ini hendaknya dibaca dengan Doaselamat ini anda panjatkan agar selamat dari segala mara bahaya yang disebabkan oleh seluruh makhluk ciptaan Allah, termasuk binatang berbisa, gangguaan jin dan makhluk halus lainnya. Kumpulan Ceramah Lucu Tentang Adzan Pukul 9 Pagi. 7. Hari Minggu pagi yang lalu di sebuah kompleks perumahan dibikin geger gara-gara seseorang Materi43 - Rahasia Doa Nabi yang Mengandung Makna Tawakal Di antara bukti tawakal adalah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berdoa sebelum tidur. Adapun doa sebelum tidur ada banyak, di antaranya doa: اللَّهُمَّ أَسْلَمْتُ نَفْسِي إِلَيْكَ "Ya Allah, aku serahkan jiwaku kepadaMu," jelas ini kalimat tawakal. وَوَجَّهْتُ وَجْهِي إِلَيْكَ . loading...Mukmin yang taat kepada Allah senantiasa berdoa kepada Allah, tidak perduli apakah doa itu diperkenankan atau tidak. Foto/Ist Kedudukan berdoa sangat tinggi dalam Islam. Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda bahwa doa merupakan senjata kaum mukmin dan intisari dari ibadah. Setiap muslim tak pandang derajat dan pangkat semuanya diperintahkan supaya banyak-berdoa kepada Allah baik siang dan malam. Meremehkan doa bukanlah sikap seorang mukmin dan mereka yang enggan berdoa merupakan kesombongan. Orang yang berdoa seolah-olah bermunajat berbicara dengan Allah, berbisik dengan-Nya dengan kalimat yang sopan, merendah, sebagaimna orang miskin meminta kepada orang-orang dengan khusyu' dan tawadhu sangat dianjurkan dalam Islam. Banyak dalil yang menganjurkan supaya manusia berdoa kepada Allah. Berikut keutamaan berdoa berdasarkan Al-Qur'an dan Hadis 1. Surat Al-Ghafir Ayat 60وَقَالَ رَبُّكُمُ ادۡعُوۡنِىۡۤ اَسۡتَجِبۡ لَـكُمۡؕ اِنَّ الَّذِيۡنَ يَسۡتَكۡبِرُوۡنَ عَنۡ عِبَادَتِىۡ سَيَدۡخُلُوۡنَ جَهَنَّمَ دَاخِرِيۡنَ"Dan Tuhanmu berfirman, 'Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Aku perkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang sombong tidak mau menyembah-Ku akan masuk neraka Jahanam dalam keadaan hina dina." QS Ghafir 60Allah berjanji akan memperkenankan doa hamba-Nya, akan tetapi Dia tidak menetapkan waktu diperkenankan-Nya itu. Bagi kita umat Islam wajib ikut perintah, tentang soal memper­kenankan itu terserah kepada kebijaksanaan Surat Al-A'raf Ayat 55اُدۡعُوۡا رَبَّكُمۡ تَضَرُّعًا وَّخُفۡيَةً‌ ؕ اِنَّهٗ لَا يُحِبُّ الۡمُعۡتَدِيۡنَ‌"Berdoalah kepada Tuhanmu dengan rendah hati dan suara yang lembut. Sungguh, Dia tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas. QS Al-A'raf 55Dalam ayat ini, Allah menyuruh sekalian manusia supaya berdoa memohon dan merninta kepada-Nya dengan berendah din dan dengan suara hati yang lunak lembut yang terbit dari lubuk hati yang yang tidak mau berdoa atau orang yang menentang pada doa dianggap oleh Allah sebagai orang yang melampaui batas, na'udzubillah!3. Surat Al-A'raf Ayat 29وَاَقِيۡمُوۡا وُجُوۡهَكُمۡ عِنۡدَ كُلِّ مَسۡجِدٍ وَّادۡعُوۡهُ مُخۡلِصِيۡنَ لَـهُ الدِّيۡنَ ؕ"...Hadapkanlah wajahmu kepada Allah pada setiap shalat, dan sembahlah Dia dengan mengikhlaskan ibadah semata-mata hanya kepada-Nya." Al-A'raf 29Dalam ayat ini Allah memerintahkan agar sekalian manusia berdoa kepada-Nya dan mengikhlaskan doa itu hanya untuk-Nya. Ternyata doa adalah ibadah, sama dengan ibadah-ibadah yang lain, sangat berfaedah apabila Surat Al-Baqarah Ayat 186وَاِذَا سَاَلَـكَ عِبَادِىۡ عَنِّىۡ فَاِنِّىۡ قَرِيۡبٌؕ اُجِيۡبُ دَعۡوَةَ الدَّاعِ اِذَا دَعَانِ…"Dan apabila hamba-Ku bertanya kepadamu Hai Muhammad tentang Aku, maka katakanlah kepada mereka bahwa Aku adalah dekat kepadanya dan Aku memperkenankan doa orang yang berdoa kepada-Ku." QS Al-Baqarah 186 - Bulan Ramadhan memang selalu dinantikan oleh umat muslim di seluruh dunia. Namun, tak terasa Ramadhan sebentar lagi akan berakhir. Oleh karena itu, renungan akhir Ramadhan menjadi penting bagi umat muslim. Renungan ini akan membantu kita mengisi akhir Ramadhan dengan ibadah yang benar dan tulus. Untuk membantu para pemberi tausiah dalam memberikan ceramah kuliah subuh, brerikut merupakan materi kuliah subuh singkat mengenai doa dan renungan akhir Ramadhan lengkap dengan doa-doa yang diutamakan. Makna dan Pentingnya Renungan Akhir Ramadhan Alhamdulillah, kita masih diberi kesempatan untuk berkumpul dalam keadaan sehat wal afiat. Mari kita manfaatkan momen ini untuk merenungkan akhir Ramadhan. Ramadhan adalah kekasih hati yang datangnya kita rindukan dan perginya tak kita inginkan. Namun, manusia mudah lupa dan lalai. Banyak hal yang terlewatkan selama bulan puasa. Karenanya, renungan akhir Ramadhan sangat penting. Renungan ini akan membawa kita pada kesempurnaan puasa dengan melakukan iktikaf di dalam masjid, bertaubat dengan sungguh-sungguh, dan tetap bersemangat menjalani akhir hari-hari puasa di bulan Ramadhan. Baca Juga Promo Ramadhan! Harga Xiaomi 12T 5G Anjlok Jadi Makin Murah, Cek Update April 2023 Tak lupa, ibadah dan amalan yang telah kita upayakan selama Ramadhan harus tetap dilanjutkan meski bulan suci telah usai. Marilah kita jadikan ibadah dan amalan puasa sebagai kebiasaan yang membawa kita pada kedekatan dengan Allah yang Esa. Doa untuk Menjelang Akhir Ramadhan Pada kesempatan ini, marilah kita baca bersama-sama doa menjelang akhir Ramadhan yang biasanya dibaca oleh Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam. "Allahumma la taj'al akhiral'ahdi min shiyamina iyyahu, fain ja'altahu fa'jalni marhuma, wa la taj'alni mahruma." Artinya "Ya Allah, janganlah Engkau jadikan bulan Ramadan ini sebagai Ramadhan terakhir untuk kami berpuasa. Jika pun Engkau mentakdirkan ini Ramadan terakhir, jadikanlah aku orang yang mendapat rahmat-Mu, jangan Engkau jadikan aku orang yang malang." KEUTAMAAN DAN KEMULIAAN DO’AOleh Ismail bin Marsyud bin Ibrahim Ar-Rumaih1. Do’a adalah ibadah berdasarkan firman Allah وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُوْنِيْٓ اَسْتَجِبْ لَكُمْ ۗاِنَّ الَّذِيْنَ يَسْتَكْبِرُوْنَ عَنْ عِبَادَتِيْ سَيَدْخُلُوْنَ جَهَنَّمَ دَاخِرِيْنَ“Berdo’alah kepadaKu, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk Neraka Jahannam dalam keadaan hina dina“. [Ghafir/40 60].Imam Hafizh Ibnu Hajar menuturkan bahwa Syaikh Taqiyuddin Subki berkata Yang dimaksud doa dalam ayat di atas adalah doa yang bersifat permohonan, dan ayat berikutnya an ibaadatiy menunjukkan bahwa berdoa lebih khusus daripada beribadah, artinya barangsiapa sombong tidak mau beribadah, maka pasti sombong tidak mau demikian ancaman ditujukan kepada orang yang meninggalkan doa karena sombong dan barangsiapa melakukan perbuatan itu, maka dia telah kafir. Adapun orang yang tidak berdoa karena sesuatu alasan, maka tidak terkena ancaman tersebut. Walaupun demikian memperbanyak doa tetap lebih baik daripada meninggalkannya sebab dalil-dalil yang menganjurkan berdoa cukup banyak. [Fathul Bari 11/98].Dari Nu’man bin Basyir bahwasanya Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda الدُّعَاءُ هُوَ العِبَادَةُ ” Doa adalah ibadah“, kemudian beliau membaca ayat اِنَّ الَّذِيْنَ يَسْتَكْبِرُوْنَ عَنْ عِبَادَتِيْ “Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembahKu“. [Ghafir/40 60].Imam Hafizh Ibnu Hajar menuturkan bahwa Imam At-Thaibi berkata Sebaiknya hadits Nu’man di atas difahami secara arti bahasa, artinya berdoa adalah memperlihatkan sikap berserah diri dan membutuhkan Allah, karena tidak dianjurkan ibadah melainkan untuk berserah diri dan tunduk kepada Pencipta serta merasa butuh kepada Allah. Oleh karena itu Allah mengakhiri ayat tersebut dengan firman-Nya “Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembahKu”. Dalam ayat ini orang yang tidak mau tunduk dan berserah diri kepada Allah disebut orang-orang yang sombong, sehingga berdoa mempunyai keutamaan di dalam ibadah, dan ancaman bagi mereka yang tidak mau berdoa adalah hina dina. [Fathul Bari 11/98].Catatan Hadits yang berbunyi الدُّعَاءُ مُخُّ الْعِبَادَةِ “Doa adalah initi ibadah” [Hadits Dhaif. Didhaifkan Al-Albani, Ta’liq ala Misykatul Masabiih 2/693 No. 2231]2. Doa adalah ibadah yang paling mulia di sisi Allah, dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu berkata bahwasanya Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda لَيْسَ شَىْءٌ أَكْرَمَ عَلَى اللَّهِ تَعَالَى مِنَ الدُّعَاءِ“Tidak ada sesuatu yang paling mulia di sisi Allah daripada doa“. [Sunan At-Timidzi, bab Do’a 12/263, Sunan Ibnu Majah, bab Do’a 2/341 No. 3874. Musnad Ahmad 2/362].Syaikh Al-Mubarak Furi berkata bahwa makna hadits tersebut adalah tidak ada sesuatu ibadah qauliyah ucapan yang lebih mulia di sisi Allah daripada doa, sebab membandingkan sesuatu harus sesuai dengan substansinya. Sehingga pendapat yang mengatakan bahwa shalat adalah ibadah badaniyah yang paling utama sehingga hal ini tidak bertentangan dengan firman اَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللّٰهِ اَتْقٰىكُمْ“Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah adalah orang yang paling bertakwa diantara kamu“. [Al-Hujurat/49 13].3. Allah murka terhadap orang-orang yang meninggalkan doa, berdasarkan hadits bahwa Abu Hurairah Radhiyallahu anhu berkata bahwasanya Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam لَمْ يَسْأَلْ الله غَضَبَ اللهُ عَلَيْهِ“Barangsiapa yang tidak meminta kepada Allah, maka Allah akan memurkainya“. [Sunan At-Tirmidzi, bab Do’a 12/267-268].Imam Hafizh Ibnu Hajar menuturkan bahwa Imam At-Thaibi berkata “Makna hadits di atas yaitu barangsiapa yang tidak meminta kepada Allah, maka Dia akan murka begitu pula sebaliknya Dia sangat senang apabila diminta hamba-Nya”. [Fathul Bari 11/98]Imam Al-Mubarak Furi berkata bahwa orang yang meninggalkan doa berarti sombong dan merasa tidak membutuhkan At-Thaibi berkata bahwa Allah sangat senang tatkala dimintai karunia-Nya, maka barangsiapa yang tidak memohon kepada Allah, maka berhak mendapat hadits di atas menunjukkan bahwa permohonan hamba kepada Allah merupakan kewajiban yang paling agung dan paling utama, karena menghindar dari murka Allah adalah suatu yang menjadi keharusan. [Mura’atul Mashabih 7/358]4. Doa mampu menolak takdir Allah, berdasarkan hadits dari Salman Al-Farisi Radhiyallahu anhu bahwa Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam يَرُدُّ الْقَضَاءَ إِلاَّ الْدُعَاءُ“Tidak ada yang mampu menolak takdir kecuali doa“. [Sunan At-Tirmidzi, bab Qadar 8/305-306]Syaikh Al-Mubarak Furi berkata bahwa yang dimaksud adalah, takdir yang tergantung pada doa dan berdoa bisa menjadi sebab tertolaknya takdir karena takdir tidak bertolak belakang dengan masalah sebab akibat, boleh jadi terjadinya sesuatu menjadi penyebab terjadi atau tidaknya sesuatu yang lain termasuk takdir. Suatu contoh berdoa agar terhindar dari musibah, keduanya adalah takdir Allah. Boleh jadi seseorang ditakdirkan tidak berdoa sehingga terkena musibah dan seandainya dia berdoa, mungkin tidak terkena musibah, sehingga doa ibarat tameng dan musibah laksana panah. [Mura’atul Mafatih 7/354-355].Syaikh Utsaimin ditanya “Kita sering mendengar orang berdoa Ya Allah kami tidak memohon agar takdir kami dirubah akan tetapi kami meminta kelembutan dalam takdir tersebut. Apakah doa tersebut dibolehkan .?”Jawaban Berdoa seperti itu dilarang dan haram sebab doa bisa merubah takdir seperti yang telah disebutkan dalam hadits di atas. Bahkan orang yang berdoa seperti itu menantang Allah dan seakan mengatakan “Ya Allah takdirkanlah kepadaku apa saja yang Engkau kehendaki tetapi berilah kelembutan dalam takdir tersebut”.Seharusnya orang yang berdoa berketetapan hati dalam doanya, seperti berdoa Ya Allah kami memohon rahmat-Mu dan kami berlindung dari siksaan-Mu, dan doa semisalnya. Apabila seorang berdoa kepada Allah agar tidak dirubah takdirnya, maka apa manfaatnya sementara doa bisa merubah takdir, dan bisa jadi takdir tersebut hanya bisa berubah lantaran doa. Yang penting doa tersebut di atas tidak boleh dan hendaknya dihindarkan serta barangsiapa yang mendengar doa seperti itu sebaiknya menasehatinya. [Liqa’ Babul Maftuh 5/45-46]5. Orang yang paling lemah adalah orang yang tidak mampu berdoa berdasarkan hadits Nabi bahwasanya beliau Shallallahu alaihi wa sallam النَّاسِ مَنْ عَجَزَ عَنِ الدُّعَاءِ وَأَبْخَلُهُمْ مَنْ بَخِلَ بِالسَّلاَمِ“Orang yang lemah adalah orang yang meninggalkan berdoa dan orang yang paling bakhil adalah orang yang bakhil terhadap salam“. [Al-Haitsami, kitab Majma’ Az-Zawaid. Thabrani, Al-Ausath. Al-Mundziri, kitab At-Targhib berkata Sanadnya Jayyid bagus dan dishahihkan Al-Albani,As-Silsilah Ash-Shahihah 2/152-153 No. 601].Imam Manawi berkata bahwa yang dimaksud dengan Ajazu an-naasi adalah orang yang paling lemah akalnya dan paling buta penglihatan hatinya, dan yang dimaksud dengan Min ajzin an ad-dua’i adalah lemah memohon kepada Allah terlebih pada saat kesusahan dan demikian itu bisa mendatangkan murka Allah karena dia meninggalkan perintah-Nya padahal berdoa adalah perkerjaan yang sangat ringan.[Faidhul Qadir 1/556].Ahli syair berkata. Janganlah kamu meminta kepada manusia, memintalah kepada Dzat yang pintu-Nya tidak pernah akan murka jika engkau tidak meminta-Nya, sementara manusia marah jika sering diminta. Syair di atas menjadi bantahan terhadap anggapan bahwa yang lebih baik tidak Allah Subhanahu wa Ta’ala memerintahkan berdoa, barangsiapa yang meninggalkan doa berarti menentang perintah Allah dan barangsiapa yang melaksanakan berarti telah memenuhi perintah-Nya. Allah Subhanahu wa Ta’ala سَاَلَكَ عِبَادِيْ عَنِّيْ فَاِنِّيْ قَرِيْبٌ ۗ اُجِيْبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ اِذَا دَعَانِۙ فَلْيَسْتَجِيْبُوْا لِيْ وَلْيُؤْمِنُوْا بِيْ لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُوْنَ“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka jawablah, bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi segala perintahKu, dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran“. [Al-Baqarah/2 186].Syaikh Sa’di mengatakan bahwa ayat di atas sebagai jawaban atas pertanyaan para sahabat kepada Nabi Shallallahu alaihi wa sallam mereka bertanya Wahai Rasulullah, apakah Allah dekat sehingga kami memohon dengan berbisik-bisik ataukah Dia jauh sehingga kami memanggil-Nya dengan berteriak ? Maka turunlah ayat Allah. [Tafsir At-Thabari dan didhaifkan oleh Imam Ahmad 3/481].“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka jawablah, bahwasanya Aku adalah dekat”. Karena Allah adalah Dzat Yang Maha Melihat, Maha Mengetahui dan Maha Menyaksikan terhadap sesuatu yang tersembunyi, rahasia dan mengetahui perubahan pandangan mata serta isi hati. Allah juga dekat dengan hamba-Nya yang meminta dan selalu sanggup mengabulkan permintaan. Maka Allah berfirman “Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku”.Doa adalah dua macam yaitu doa ibadah dan doa permohonan. Kedekatan Allah dengan hamba-Nya terbagi dua macam yaitu ; kedekatan ilmu-Nya dengan setiap mahluk-Nya dan kedekatan dengan hamba-Nya dalam memberikan setiap permohonan, pertolongan dan taufik kepada yang berdoa kepada Allah dengan hati yang khusyu’ dan berdoa sesuai dengan aturan syariat serta tidak ada penghalang diterima doa tersebut seperti makan makanan yang haram atau semisalnya, maka Allah berjanji akan mengabulkan permohonan tersebut. Apalagi bila disertai hal-hal yang menyebabkan terkabulnya doa seperti memenuhi perintah Allah, meninggalkan larangan-Nya baik secara ucapan maupun perbuatan dan yakin bahwa doa tersebut akan dikabulkan. Maka Allah berfirman “Maka hendaklah mereka itu memenuhi segala perintahKu dan hedaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran”.Artinya orang yang berdoa akan berada dalam kebenaran yaitu mendapatkan hidayah untuk beriman dan berbuat amal shalih serta terhindar dari kejahatan dan kekejian. [Tafsir As-Sa’di 1/224-225].7. Imam Zarkasi berkata bahwa konsentrasi dalam berdoa serta menunjukkan sikap rendah, tunduk, penghambaan dan merasa membutuhkan Allah adalah merupakan ibadah yang paling agung bahkan demikian itu menjadi syarat sahnya berjanji akan memberikan pahala orang yang berdoa, meskipun tidak dikabulkan Berdoa adalah menyibukkan diri untuk mengingat Allah sehingga timbul dalam hati rasa pengagungan terhadap kebesaran Allah dan ingin kembali kepada-Nya berhenti dari maksiat. Sering mengetuk pintu mempunyai kesempatan besar untuk masuk, sehingga ada pepatah bahwa barangsiapa yang sering mengetuk pintu, maka suatu saat akan diberi izin masuk sehingga dikatakan ”Diberi kesempatan berdoa lebih baik daripada diberi sesuatu”.9. Banyak berdoa bisa menghindarkan bencana dan musibah, sebagaimana firman Allah yang mengkisahkan tentang Nabi Ibrahim Alaihissallam وَاَدْعُوْ رَبِّيْۖ عَسٰٓى اَلَّآ اَكُوْنَ بِدُعَاۤءِ رَبِّيْ شَقِيًّا“Dan aku akan berdoa kepada Tuhanku, mudah-mudahan aku tidak akan kecewa dengan berdoa kepada Tuhanku“. [Maryam/19 48]Dan firman Allah tentang Nabi Zakaria رَبِّ اِنِّيْ وَهَنَ الْعَظْمُ مِنِّيْ وَاشْتَعَلَ الرَّأْسُ شَيْبًا وَّلَمْ اَكُنْۢ بِدُعَاۤىِٕكَ رَبِّ شَقِيًّا“Ia berkata ’Ya Tuhanku, sesungguhnya tulangku telah lemah dan kepalaku telah ditumbuhi uban, dan aku belum pernah kecewa dalam berdoa kepada Engkau, ya Tuhanku“. [Maryam/19 4 Al-Azhiyah fi Ahkamil Ad’iyah hal. 38-42].10. Sebagian orang hanya berdoa sekali atau dua kali dan setelah merasa tidak dikabulkan, lalu berhenti berdoa. Jelas tindakan seperti itu adalah tindakan yang keliru bahkan dia harus terus menerus mengulangi doanya hingga Allah Abu Hurairah Radhiyallahu anhu bahwasanya Nabi Shallallahu alaihi wa sallam يَزَالُ يُسْتَجابُ لِلْعَبْدِ مَا لَمْ يَدْعُ بإثم أو قَطِيعَةِ رَحِمٍ ما لم يستعجلْ ، قيل يا رَسول الله ، ما الاستعجال ؟ قال يقول قد دعوتُ ، وقد دَعَوتُ فلم أرَ يستجيب لي ، فَيَسْتَحْسِرُ عند ذلك ، ويَدَعُ الدعاءَ“Do’a seorang hamba akan selalu dikabulkan selagi tidak memohon sesuatu yang berdosa atau pemutusan kerabat, atau tidak tergesa-gesa. Mereka bertanya Apa yang dimaksud tergesa-gesa ? Beliau menjawab ” Dia berkata ; Saya berdoa berkali-kali tidak dikabulkan, lalu dia merasa menyesal kemudian meninggalkan doa“. [Shahih Muslim, kitab Dzikir wa Do’a 4/87].Menurut Imam An-Nawawi yang dimaksud menyesal adalah meninggalkan doa. [Syarh Shahih Muslim 17/52].Maka seharusnya seorang hamba harus terus berdoa dan tidak boleh bosan serta merasa tidak dikabulkan doanya. Dalam ucapan “Saya berdoa berkali-kali tetapi tidak dikabulkan”.Syaikh Al-Mubarak Furi mengatakan bahwa Syaikh Al-Qari berkata “Yang dimaksud dengan kalimat tersebut adalah tidak melihat hasil doa saya. Terkadang merasa doanya lambat dikabulkan atau putus asa dari berdoa dan keduanya tercela. Perlu diketahui, ada waktu tertentu untuk terkabulnya doa, sebagaimana yang diriwayatkan bahwa doa Musa dan Harun agar Fir’aun dihancurkan oleh Allah baru terkabul setelah empat puluh tahun. Adapun berputus asa dari rahmat Allah tidak akan terjadi kecuali atas orang-orang kafir”. [Mura’atul Mafatih 7/348].Imam Hafizh Ibnu Hajar berkata bahwa di dalam hadits di atas terdapat etika berdoa yaitu terus mengajukan permohonan dan tidak berputus asa dalam berdoa sebab demikian itu merupakan bagian dari sikap ketundukan dan penyerahan diri kepada Allah serta merasa membutuhkan Allah, oleh karena itu sebagian ulama salaf berkata “Kami lebih takut dihalangi untuk berdoa daripada dihalangi terkabulnya doa”.Imam Ad-Dawudi berkata “Dikhawatirkan orang yang mengatakan bahwa dia selalu berdoa tetapi tidak dikabulkan maka doanya benar-benar tidak dikabulkan, atau benar-benar tidak dikabulkan penangguhan siksa akhirat atau pengampunan dosa-dosanya”.Imam Ibnul Jauzi berkata “Ketahuilah bahwa doa orang mukmin tidak mungkin ditolak, boleh jadi ditunda pengkabulannya lebih baik atau digantikan sesuatu yang lebih maslahat dari pada yang diminta baik di dunia atau di akhirat. Sebaiknya seorang hamba tidak meninggalkan berdoa kepada Rabbnya sebab doa adalah ibadah yaitu ibadah penyerahan dan ketundukan kepada Allah”. [Fathul Bari 7/348 ]Dari Aisyah Radhiyallahu anha bahwa beliau berkata “Tatkala Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam terkena sihir orang Yahudi bernama Lubaid bin A’sham, beliau berkata sehingga seakan-akan Rasulullah melakukan sesuatu padahal tidak melakukannya hingga pada suatu malam Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam berdoa kemudian berdoa dan terus berdoa”. [Shahih Muslim, kitab Salam bab Sihir 7/14]Imam An-Nawawi berkata bahwa hadits di atas menekankan kepada setiap hamba tatkala tertimpa bencana atau musibah untuk memperbanyak doa dan terus berserah diri kepada Allah. [Syarh Shahih Muslim 7/14].Dari Ali bin Abu Thalib Radhiyallahu anhu berkata bahwa tatkala saya mulai bertempur saat perang Badr saya kembali dengan cepat untuk melihat apa yang dikerjakan Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam, ternyata beliau sedang bersujud dan membaca Wahai Dzat Yang Maha Hidup dan Maha Kekal, Wahai Dzat Yang Maha Hidup dan Maha Kekal, kemudian saya kembali bertempur, lalu saya kembali lagi ke tempat Rasulullah, saya temui beliau dalam keadaan sujud, kemudian saya kembali bertempur lalu saya kembali ke tempat beliau dan saya temui masih membaca doa tersebut sehingga Allah memberikan kemenangan”. [Sunan At-Tirmidzi, bab Doa 13/78. Dishahihkan Ibnu Hajar dalam Fathul Bari 11/98]Dari Ubadah bin Shamit Radhiyallahu anhu bahwasanya Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam رَسُوْلَ اللهِ – صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – قَالَ مَا عَلَى الأرْضِ مُسْلِمٌ يَدْعُو الله تَعَالَى بِدَعْوَةٍ إِلاَّ آتَاهُ اللهُ إيَّاها ، أَوْ صَرفَ عَنْهُ مِنَ السُّوءِ مِثْلَهَا ، مَا لَمْ يَدْعُ بإثْمٍ ، أَوْ قَطِيعَةِ رَحِمٍ ، فَقَالَ رَجُلٌ مِنَ القَومِ إِذاً نُكْثِرُ قَالَ اللهُ أكْثَرُ . رَوَاهُ التِّرْمِذِيُّ ، وَقَالَ حَدِيْثٌ حَسَنٌ صَحِيْحٌ “Tidak ada seorang muslim berdoa kepada Allah di dunia dengan suatu permohonan kecuali Allah akan mengabulkannya atau menghilangkan daripadanya keburukan yang semisalnya, selagi tidak berdoa sesuatu dosa atau pemutusan kerabat. Ada seorang laki-laki dari suatu kaum berkata Jikalau begitu saya akan memperbanyak doa. Beliau bersabda ”Allah mengabulkan doa lebih banyak daripada yang kalian minta”. [Sunan At-Tirmidzi, bab Doa 13/78. Dishahihkan oleh Ibnu Hajar dalam Fathul bari 11/98].11. Hadits yang berbunyi. “Allah mencintai orang-orang yang bersungguh-sungguh dalam berdoa“. [Hadits Dhaif, Al-Albani berkata dalam Silsilah Dhaifah bahwa hadits ini bathil 2/96-97].[Disalin dari buku Jahalatun nas fid du’a, edisi Indonesia Kesalahan Dalam Berdoa, oleh Ismail bin Marsyud bin Ibrahim Ar-Rumaih, hal 37-42, Terbitan Darul Haq, Penerjemah Zaenal Abidin, Lc.] Home /A7. Adab Do'a dan.../Keutamaan Dan Kemuliaan Do’a Kumpulan Bacaan Doa Pembuka & Penutup Khotbah Jumat dan Ceramah - Tausiyah. DALAM Khotbah Jumat atau ceramah agama Islam, bacaan doa iftitah merupakan doa pembuka itu, kita menyampaikan pujuan kepada Allah SWT hamdalah dan sholawat kepada Nabi Muhammad Rasulullah hamdalah dan sholawat merupakan bagian dari rukum rukun khutbah selengkapnya1. Mengucapkan Hamdallah Alhamdulillah2. Membaca Shalawat kepada Nabi Muhammad SAW3. Berwasiat untuk Takwa4. Membaca Ayat Al-Qur'an5. Berdoa untuk kaum MukmininBerikut ini koleksi doa atau bacaan pembuka, iftitah, mukadimah, serta penutup Khotbah Jumat yang bisa menjadi pegangan para khotib pembuka khutbah atau ceramah ada ringkas pendek, sedang, ada juga yang Doa Pembuka & Penutup Khotbah Jumat dan CeramahDoa Pembuka Pendek 1الحمد لله وحده والصلاة والسلام على رسوله وآله وصحبه.. وبعدDoa Pembuka Pendek 2الحمد لله وحده، والصلاة والسلام على من لا نبي بعده، سيدنا ونبينا محمد، وعلى آله وصحبه وسلم. أما بعـدDoa Pembuka Pendek 3الحمد لله وحده والصلاة والسلام على رسوله وعلى آله وصحبه وسلمDoa Pembuka Pendek 4الْحَمْدُ ِللهِ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى رَسُوْلِ اللهِ سَيِّدِنَا وَمَوْلاَنَا مُحَمَّدِ بْنِ عَبْدِ اللهِ أَمَّا بَعْدَهُDoa Pembuka Pendek 5الْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى أَشْرَفِ اْلأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ وَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ أَمَّا بَعْدُDoa Pembuka Panjang 1الْحَمْدُ ِللهِ الَّذِيْ أَنْعَمَنَا بِنِعْمَةِ اْلإِيْمَانِ وَاْلإِسْلاَمِ. وَنُصَلِّيْ وَنُسَلِّمُ عَلَى خَيْرِ اْلأَنَامِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ أَمَّا بَعْدُ Doa Pembuka Panjang 2الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَرْسَلَ رَسُولَهُ بِالْهُدَى وَدِينِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّينِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُونَأَشْهَدُ أنْ لا إلَهَ إلا اللهُ وَحْدَهُ لا شَرِيكَ لَهُ، وأشهدُ أنَّ مُحَمَّدًا عبْدُه ورَسُولُهاللَّهُمَّ صَلِّ وسَلِّمْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍDoa Pembuka Panjang 3إنَّ الحَمْدَ لله، نَحْمَدُه، ونستعينُه، ونستغفرُهُ، ونعوذُ به مِن شُرُورِ أنفُسِنَا، وَمِنْ سيئاتِ أعْمَالِنا، مَنْ يَهْدِه الله فَلا مُضِلَّ لَهُ، ومن يُضْلِلْ، فَلا هَادِي لَهُ. أَشْهَدُ أنْ لا إلَهَ إلا اللهُ وَحْدَهُ لا شَرِيكَ لَهُ، وأشهدُ أنَّ مُحَمَّدًا عبْدُه صَلِّى عَلَى مُحَمَّدٍ وَ عَلَى اَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَ هُدًىDoa Pembuka Panjang 4اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ أَنْزَلَ عَلَى عَبْدِهِ آيَاتٍ بَيِّنَاتٍ لِيُخْرِجَ النَّاسَ بِهَا مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ. أَيـُّهَا النَّاسُ، اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ. أَمَّا بَعْدُ؛Doa Pembuka Panjang 5الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي هَدَانَا لِهَذَا وَمَا كُنَّا لِنَهْتَدِيَ لَوْلَا أَنْ هَدَانَا أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ. اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَ بَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ. امابعدفَيَاآيُّهَا الْحأضِرُوْنَ الْكِرَامِ . اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلا تَمُوتُنَّ إِلا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَDoa Pembuka Panjang 6إِنّ الْحَمْدَ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ وَلِيُّ الصَّالِحِينَ وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا خَاتَمُ الأَنْْْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِينَ اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ., أَمَّابعدDoa Pembuka Panjang 7اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ كَانَ بِعِبَادِهِ خَبِيْرًا بَصِيْرًا، تَبَارَكَ الَّذِيْ جَعَلَ فِي السَّمَاءِ بُرُوْجًا وَجَعَلَ فِيْهَا سِرَاجًا وَقَمَرًا مُنِيْرًا. أَشْهَدُ اَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وأََشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وُرَسُولُهُ الَّذِيْ بَعَثَهُ بِالْحَقِّ بَشِيْرًا وَنَذِيْرًا، وَدَاعِيَا إِلَى الْحَقِّ بِإِذْنِهِ وَسِرَاجًا مُنِيْرًا. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا. أَمَّا بَعْدُ؛Doa Pembuka Panjang 8اَلْحَمْدُ ِللهِ الْمَلِكِ الْحَقِّ الْمُبِيْنِ، الَّذِي حَبَانَا بِالْإِيْمَانِ واليقينِ. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّد،ٍ خَاتَمِ الأَنْبِيَاءِ وَالمُرْسَلِين، وَعَلَى آلِهِ الطَّيِّبِيِن، وَأَصْحَابِهِ الأَخْيَارِ أَجْمَعِين، وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. أَمَّا بَعْدُDoa Penutup Khotbah Jumat Pertamaبَارَكَ اللهُ لِي وَلكُمْ فِى الْقُرآنِ الْعَظِيْمِ. وَنَفَعَنِى وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّى وَمِنْكُمْ تِلَاوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ , وَقُلْ رَبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَاَنْتَ خَيْرُ Doa Penutup Khotbah Jumatاَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اَلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ اِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ لاَ تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِن لَّدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ ٱلْوَهَّابُرَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنفُسَنَا وَإِن لَّمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَرَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. وصلى الله على نبينا محمد وعلى اله وصحبه أجمعينسُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُونَ وَسَلَامٌ عَلَى الْمُرْسَلِينَوَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَDemikian Koleksi Bacaan Doa Pembuka & Penutup Khotbah Jumat dan Ceramah. Semoga bermanfaat.

materi ceramah tentang doa